Pengertian sejarah sunda
secara tradisi adalah beberapa kisah
dongeng, legenda, babad, tambo dll. Sesungguhnya hal itu berada dibawah
disiplin ilmu sastra, sedangkan sejarah, pembuktiannya harus berdasarkan
disiplin ilmu : filologi (ilmu yang mempelajari naskah kuna), epigrafi (ilmu
yang mempelajari aksara prasasti), arkeologi (ilmu yang mempelajari
artefak-artefak peninggalan sejarah), dan geografi (ilmu yang mempelajari permukaan
bumi).
Karya sastra bisa diuji dan dikaji oleh disiplin ilmu sejarah sejauh karya sastra yang bernilai sejarah itu dapat menunjang temuan sejarah itu sendiri. Sebaliknya hasil penelitian sejarah dapat disusun menjadi karya sastra yang sering kita sebut roman sejarah. Naskah Pangeran Wangsakerta, menurut Edi S. Ekadjati dan menurut Ayat Rohaedi, adalah naskah sejarah. Sistematika dan pengungkapannya sudah dalam bentuk sejarah, menggunakan referensi atau sumber-sumber tertulis lainnya.
Karya sastra bisa diuji dan dikaji oleh disiplin ilmu sejarah sejauh karya sastra yang bernilai sejarah itu dapat menunjang temuan sejarah itu sendiri. Sebaliknya hasil penelitian sejarah dapat disusun menjadi karya sastra yang sering kita sebut roman sejarah. Naskah Pangeran Wangsakerta, menurut Edi S. Ekadjati dan menurut Ayat Rohaedi, adalah naskah sejarah. Sistematika dan pengungkapannya sudah dalam bentuk sejarah, menggunakan referensi atau sumber-sumber tertulis lainnya.
Purwayuga
Sejarah Sunda dimulai dari masa Purwayuga (jaman purba) atau dari masa Nirleka (silam), yang terbagi atas :
Prathama Purwayuga (jaman purba
pertama), dengan kehidupan manusia hewan Satwapurusa, antara 1 jt s.d. 600 rb
th silamDwitiya Purwayuga (jaman purba kedua), dengan kehidupan manusia yaksa,
antara 500 rb sampai 300 rb tahun silamTritiya Purwayuga (jaman purba ketiga),
dengan kehidupan manusia kerdil (wamana purusa), antara 50 rb sampai 25 rb tahu
silam.
Dukuh
Pulasari Pandeglang
menurut naskah Pangeran
Wangsakerta, kehidupan masyarakat Sunda pertama di pesisir barat ujung pulau
Jawa, yaitu pesisir Pandeglang. Dipimpin oleh seorang kepala suku (panghulu)
Aki Tirem Sang Aki Luhur Mulya. Sistem religi mereka adalah Pitarapuja, yaitu
pemuja roh leluhur, dengan bukti sejumlah menhir seperti Sanghiyang Dengdek,
Sanghiyang Heuleut, Batu Goong, Batu Cihanjuran, Batu Lingga Banjar, Batu
Parigi, dll. Refleksi dukuh Pulasari dapat kita lihat di kehidupan masyarakat Sunda
Kanekes (Baduy).
Salakanagara
Putri Aki Tirem yaitu Pohaci
Larasati, menikah dengan seorang duta niaga dari Palawa (India Selatan) bernama
Dewawarman. Ketika Aki Tirem wafat, Dewawarman menggantikannya sebagai penghulu
dukuh Pulasari. Dewawarman mengembangkan Dukuh Pulasari hingga menjadi
kerajaan corak Hindu pertama di Nusantara, yang kemudian diberi nama
Salakanagara. Salaka berarti Perak dan Nagara berarti negara atau negeri. Oleh
ahli dari Yunani, Claudius Ptolomeus, Salakanagara dicatat sebagai Argyre.
Dalam berita China dinasti Han, tercatat pula bahwa raja Yehtiao bernama
Tiao-Pien mengirimkan duta keChina tahun 132 M. menurut Ayat Rohaedi, Tiao
berarti Dewa, dan Pien berarti Warman.Salakanagara didirikan tahun 130 M,
dengan raja pertamanya Dewawarman I dengan gelar Prabu Darmalokapala Dewawarman
Haji Rakja Gpura Sagara. memerintah hingga tahun 168 M. Wilayahnya meliputi
propinsi banten sekarang ditambah Agrabintapura (Gunung Padang Cianjur) dan
Apuynusa (Krakatau).Raja Terakhir (ke-8) Dewawarman VIII bergelar Prabu
Darmawirya Dewawarman (348-363 M).
Tarumanagara
Didirikan oleh Jayasingawarman pada
358 M dengan nobat Jayasingawarman Gurudarmapurusa.Penerusnya adalah
Purnawarman yang memindahkan pusat pemerintahan dari Jayasingapura (mungkin
Jasinga) ke tepi kali Gomati (bekasi) yang diberi nama Sundapura (kota Sunda),
bergelar Harimau Tarumanagara (Wyagraha ning tarumanagara), dan disebut pula
Sang Purandara Saktipurusa (manusia sakti penghancur benteng) dan juga Panji
Segala Raja. Sedangkan nama nobatnya
adalah Sri Maharaja Purnawarman Sang Iswara Digwijaya Bhimaparakrama
Suryamahapurusa Jagatpati. Raja terakhir Sang Linggawarman sebagai raja
ke-12
Kerajaan
Sunda
Tarumanagara dirubah namanya menjadi
Kerajaan Sunda oleh Tarusbawa, penerus Linggawarman. Akibatnya belahan timur
Tarumanagara dengan batas sungai Citarum memerdekakan diri menjadi Kerajaan
GaluhKerajaan Sunda berlangsung hingga tahun 1482 M, dengan 34 raja.Prabu
Maharaja Linggabuana dinobatkan menjadi raja di kerajaan Sunda pada 22 februari
1350 M. Ia gugur bersama putrinya, Citraresmi, dalam tragedi Palagan Bubat
akibat ulah Mahapatih Gajahmada. Peristiwa itu terjadi pada 4 September 1357
M.Mahaprabu Niskala Wastu Kancana menggantikan posisi Linggabuana pada usia 9
tahun. Dia membuat Prasasti Kawali di Sanghiyang Linggahiyang atau Astana Gede
Kawali. Dia juga yang membuat filsafat hidup :” Tanjeur na Juritan, Jaya di
Buana” (unggul dalam perang, lama hidup di dunia).Wastukancana memerintah
selama 103 tahun 6 bulan dan 15 hari dalam keadaan damai.Sri Baduga Maharaja
adalah putra Prabu Dewa Niskala, cucu dari Prabu Wastukancana. Ia adalah
pemersatu kerajaan Sunda, ketika Galuh kembali terpisah. Kerajaan ini lebih
dikenal dengan sebutan Pajajaran. Dialah raja pertama yang mengadakan perjanjian
dengan bangsa Eropa, yaitu Portugis. Ia berkuasa dari tahun 1482 s.d. 1521M.
Sejarah
Sunda
Kerajaan GaluhPendirinya adalah
Prabu Wretikandayun pada 612 M.Prabu Sanjaya Harisdarma. Ia disebut Taraju
Jawadwipa, dan sempat menjadi Maharaja di tiga kerajaan : Kalingga – Galuh –
Sunda.Sang Manarah yang dalam dongeng disebut Ciung Wanara. Ia putera Prabu
Premana Dikusumah dari Naganingrum.
Kerajaan
Pajajaran
Pajajaran adalah sebutan pengganti
atas bersatunya kerajaan Galuh dengan kerajaan Sunda, yang dipegang oleh satu
penguasa : Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Pajajaran atau Sri Sang Ratu
Dewata. Penggantinya adalah Prabu Sanghyang Surawisesa, yang berkuasa di
belahan barat Jawa barat, karena di sebelah timur sudah berdiri kerajaan Islam
Pakungwati Cirebon, yang didirikan oleh Pangeran Cakrabuana atau Haji Abdullah
Iman. Dia adalah putra sulung Sri Baduga Maharaja dari Subanglarang yang
beragama Islam. Subanglarang adalah murid Syekh Quro Hasanudin Pura Dalem
Karawang.Tahta kerajaan Pajajaran berlangsung turun-temurun : Ratu Dewata; Ratu
Sakti, Prabu Nilakendra dan yang terakhir Prabu Ragamulya Suryakancana.Di pihak
Cirebon sendiri, putera Susuhunan Jati Cirebon, yaitu Pangeran Sabakingkin,
telah berhasil mendirikan kerajaan bercorak Islam Surasowan Wahanten (Banten)
dan melakukan beberapa kali penyerbuan ke Pajajaran. Pakuan Pajajaran
direbut dan dimusnahkan oleh Maulana Yusuf, putra Maulana Hasanudin.Pajajaran
sirna ing bhumi, atau Pajajaran lenyap dari muka bumi pada tanggal 11 bagian
terang bulan wasaka tahun 1511 Saka atau 11 Rabi’ul Awal 978 hijriah atau
tanggal 8 mei 1579 M.
Sebagai tunas-tunas Pajajaran, muncullah 3 kerajaan Islam di tatar Sunda :
1. Kerajaan Islam Pakungwati Cirebon;
2. Kerajaan Islam Surasowan Banten; dan
3. Kerajaan Islam Sumedanglarang
Sebagai tunas-tunas Pajajaran, muncullah 3 kerajaan Islam di tatar Sunda :
1. Kerajaan Islam Pakungwati Cirebon;
2. Kerajaan Islam Surasowan Banten; dan
3. Kerajaan Islam Sumedanglarang
sumber :
http://sundaneseart.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar